prestasi yang diraihnya membawa Wicak memperoleh Beasiswa Unggulan untuk pendidikan S1 di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University. “Saat itu pertama kali saya bepergian sendiri di tanah rantau, dan merupakan tantangan besar bagi orang kampung dan ‘buta arah’ seperti saya. Tapi pada akhirnya semua terlewati dan saya dapat fokus kuliah,” tutur Wicak. Semangat berprestasi terus dibawa Wicak hingga kuliah. Penelitian terus ditekuninya hingga Wicak berhasil lolos sebagai finalis Pimnas sebanyak 2 kali dan memperoleh pendanaan 3 kali berturut-turut di ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Terdapat cerita menarik tersendiri dalam membulatkan tekad untuk mengikuti Pimnas. “Di masa awal kehidupan kampus, saya merasa bukan orang yang terlalu brilian dalam menangkap materi perkuliahan. Karena tidak bisa menjadi ‘si paling pintar’ di kelas, saya mencari dokter anak hal lain yang dapat membuat diri saya dilihat orang, yakni mengikuti Pimnas,” ungkapnya. Di setiap ajang Pimnas yang diikuti, ia tak pernah fokus untuk meraih medali, melainkan untuk meraih tujuan-tujuan kecil yang memiliki manfaat berkelanjutan. Di ajang Pimnas tahun 2020, Wicak mengikuti Pimnas karena ingin dapat lebih dekat dengan dosen dan merasakan atmosfer kompetisi di kampus. Wicak menjadi finalis Pimnas bidang Karsa Cipta (KC) tahun 2020 dengan judul penelitian “Sistem Pemantau Dini dan Penanganan Cepat Stres Panas pada Sapi”. Selain itu, ia juga memperoleh pendanaan PKM di bidang Riset Eksakta (RE) dengan judul penelitian “Cleanser Wajah dari Bonggol Pisang dan Biji Alpukat sebagai Anti Polusi Kebakaran Hutan”. Kemudian, pada 2021, ia mengikuti PKM karena ingin memberikan program pengabdian kepada masyarakat, terjun langsung ke masyarakat dan melihat feedback positif dari warga desa atas program yang dijalankannya dan timnya. Di tahun ini, Wicak memperoleh pendanaan di bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PM) dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Limbah Sarana Persembahyangan oleh Masyarakat Desa di Bali”. Selanjutnya, di ajang Pimnas 2022, ia bertujuan mendampingi dan memberikan kesempatan bagi adik tingkatnya untuk berkompetisi dan memimpin tim. Dua penelitiannya lolos sebagai finalis dalam ajang ini yaitu berjudul “Smart Dummy Cow: Integrasi Sistem Koleksi, Analisis Kualitas, dan Pemisahan Jenis Kelamin Semen Sapi dalam Satu Langkah” dan “Perangkat Detektor Birahi Sapi Real Time Berbasis Kamera RGB dan Termal dengan Deep Learning Video Pose Estimation”. Perjuangan di tahun 2022 ini membawa Wicak meraih medali perunggu dan penelitiannya dapat digunakan sebagai tugas akhir skripsi.
Рубрики